Selasa, 19 Januari 2010

Narsisme

Pengertian kata “Narsisme” yang aku ungkapkan ini aku temukan setelah jutaan kali mendengar kata Narsis sebanyak jutaan kali dari mulut-mulut temanku. Sejak awal mendengar kata narsis sampai sedetik sebelum membaca sebuah artikel yang diketemukan oleh dukun sakti “Mbah Google”, aku gak tau sedikitpun tentang arti kata aneh itu. Kemudian tak beberapa lama setelah tapa brata di depan mbah Google akhirnya beliau menemukan sebuah artikel tentang Narsisme. Dalam artikel tersebut, kata narsis atau narsisme telah digunakan oleh bangsa romawi sejak ribuan tahun yang lalu. Narsisme dari kata Narcissus yang kemudian berkembang menjadi paham Narcisism terus lambat laun terserap dalam bahasa Indonesia Menjadi Narsisme sehingga pelakunya disebut dengan Narsis.

Dari hasil tapa brataku di depan mbah Google, beliau memberi wejangan agar aku membuka artikel yang telah beliau temukan. Di dalam artikel itu disebutkan bahwa sebenarnya Narsis adalah kelainan mental secara diagnostic dan manual statistic yang secara umun bisa dikenal sebagai rasa cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan. Secara garis besar aku belum bisa mengerti apa maksud kalimat tersebut., tetapi aku yakin kamu pasti paham akan maksud dari kata-kata di atas. Sebenarnya sifat Narsis itu sudah ada sejak manusia lahir, hal ini berguna untuk untuk menyeimbangkan dirinya dengan orang lain agar tidak minder.

Selain mencimtai dirinya sendiri, yang disebut narsis yang lain adalah merasa dirinya paling tampan, paling pintar, pokoknya merasa dirinya paling perfect dan spesial. Akibat buruk dari Narsis adalah sombong dan arogan. Loh kok Bisa? Ya pastilah bisa, soalnya dari dari merasa dirinya spesial, dia beranggapan orang lain tidak se spesial dirinya dan merasa orang lain lebih “tidak berguna” dari dirinya sehingga rasa sombongpun secara perlahan akan muncul dengan sendirinya.

Sebenarnya dari mana sich asal muasal kata “Narsis”? Menurut artikel yang aku baca tadi, ada dua versi sejarah Narsis. namun dari kedua versi tersebut, terdapat dua kesamaan inti ceritanya yaitu sama-sama mencintai dirinya sendiri sehingga dia tidak mau jatuh cinta dengan orang lain dan mati.

Versi pertama. Narcissus adalah anak dewa sungai, Cephisus ( dewa kok bisa punya anak ya? Terus siapa penghulu dan walinya ketika menikah?). Narcissus adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Pada saat usia 16 tahun semua gadis jatuh cinta kepadanya, namun si goblok Narcissus menolak dengan sombongnya ( bagaimana tidak goblok, semua gadis dia tolak. Kalau akau jadi dia sudah pasti semua gadis akan aku nikahi). Suatu hari, seorang gadis bernama Echo (kalau dalam bahasa jawa artinya enak) yang cantik nan manis datang untuk menembaknya dengan panah asmara. Hal yang goblok untuk kedua kalinya dilakukan oleh Narcissus, yaitu menolak cintanya dan meninggalkan si malang Echo begitu saja di hutan. Karena broken heart atau istilah yang lebih keren “patah hati”, Echo menghabiskan sisa hidupnya di lembah, merindukan Narcissus dan berdoa hingga suaranya menggema kemana-mana dan dari sinilah muncul istilah gema yang disebut dengan “Echo”. Namesis, the goddess of Rhamnous (siapa lagi ini orang, g da dalam kamus kumpulan orang Waras), mendengar doanya dan mengirimkan hukuman untuk Narcissus. Akibat mantra yang dikirimkan oelh Namesis, pada saat Si Narcissus mengambil air di tepi danau di hutan, dia melihat pantulan wajahnya yang dipikirnya tampan di air, dia langsung merasa jatuh cinta pada bayangan tersebut. Akibat dari sebab akibat yang ia lakukan, si Narcissus mati merana karena cintanya merasa tak terbalas dan putus asa dan akhirnya mati bunuh diri. Sungguh tragis dan tak patut ditiru.

Versi kedua yang aku temukan berkisah tentang seorang raja di Romawi yang bernama Narsis. Sang raja ini mempunyai kebiasaan aneh, yaitu sering berlama-lama di depan cermin untuk melihat ketampanannya.
SEBELUM MEMBACA TULISAN INI LEBIH LANJUT, AKU MINTA BAGI SIAPA SAJA YANG SUKA NGACA UNTUK MENGHENTIKAN MEMBACA ARTIKEL INI SEBELUM KAMU PINGSAN DI TEMPAT!!!!!!
Balik ke masalah sang raja. Karena sering melihat wajahnya di depan cermin, tanpa disadarinya dia jatuh cinta pada bayangannya sendiri (wah ini memang benar-benar orang aneh). Dan yang paling konyol, dia beranggapan tak ada seorangpun yang dapat melebihi ketampanannya. Menurut artikel yang aku baca, dari sinilah timbulnya paham narsis. Bahkan dia memuja-muja dirinya sendiri dan tak ada waktu untuk melirik kepada orang lain. Seluruh hidupnya dihabiskan untuk memuja-muja dirinya, bahwa dia paling hebat, paling kuat, paling tampan dan paling bla bla bla yang lainnya. Akhir dari cerita sang raja geblek itu tercapai setelah dia jalan-jalan dipinggir kolam dan melihat bayangannya yang menurutnya paling tampan itu, kemudian dia berusaha meraihnya dengan terjun ke kolam dan mati deh si raja dungu karena gak bisa berenang.


Kesimpulan dari kedua cerita tentang narsis yang sama-sekali gak pernah aku percaya ini tetapi masih dapat memberikan pesan moral kepadaku. Bahwa janganlah menganggap diri kita merasa paling hebat, paling tampan, paling segalanya lah pokoknya karena dengan membangun mind set kita seperti itu, secara tidak sadar kita telah membangun sebuah kelainana mental yang menganggap dirinya paling perfect dan mengnggap orang lain tak berguna dan tak ada apa-apanya bagi dirinya.

Pesan moral yang dapat diambil :
1. Kalau ada lawan jenis yang jatuh cinta terima aja, kalau tidak diterima pasti seorang hombrenk(homo) atau mungkin sudah menikah dengan dirinya sendiri
2. Jangan pernah ngaca, kalau perlu pecahin semua kaca yang ada
3. Sering foto-foto boleh, asal setelah difoto sesegera mungkin fotonya dihapus buang saja kameranya
4. Jangan terjun ke kolam yang ada tulisannya : selain ikan dilarang masuk
5. Jangan sombong
6. Jangan terlalu pintar, biar gak menganggap orang lain bodoh.
7. Kalau belum paham tanyakan pada mbah Google
8. Tambahkan sendiri……………………..




Sippp




Kang_Nie

Minggu, 10 Januari 2010

Sejuta Cerita dari Sang Ular Besi



Naik keret Api

Crut… Crut… Crut…

Siapa hendak Turut?

Ke Bandung… Surabaya

Bolehkah Naik dengan Percuma?

Ayo Kawanku Lekas Naik

Keretaku tak Berhenti Lama

Itulah sebuah lagu yang sering aku nyanyikan pada saat masih kecil. Lagu tentang sebuah jenis transportasi darat yang menyusuri rel, kereta api namanya. Udah pada tw kreta Api kan??. Di Negeri 1001 masalah, atau lebih dikenal dengan negeri Indonesia, setidaknya ada tiga kelas dalam system transportasi ini, mulai dari kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi. Kemajuan perkereta apian di Indonesia mungkin hampit sama dengan yang dimiliki oleh negeri Naruto, “Japan”. Bila ditinjau dari kecepatan, di Japan, yang namanya Shinkansen bisa menempuh kecepatan lebih dari 300 km/jam, sedangkan di Indonesia dapat mencapai kecepatan lebih dari 1000 m/menit (nilainya lebih besar bukan?). ditinjau dari segi kedisiplinan, di Jepang yang namanya Shinkansen hanya sekali saja telat dan itupun Cuma satu lali pada saat percobaan dalam waktu keterlambatan sekitar 1 menit sedangkan di Indonesia tak kalah dari jepang, keretanya Cuma terlambat 1,5 jam ( khususon bagi kereta ekonomi )

Dari ketiga kelas tersebut, hanya kereta ekonomilah yang beruntung karena pernah aku naiki ( emang ada ya kereta eksekutip atau bisnis yg melintas dari Blitar ke Surabaya atau sebaliknya). Kelas ini memang berbeda dari yang lain, dan bahkan akan berbeda juga bila dibandingkan dengan kereta yang kelasnya sama di Negara lain (kalau di Negara lain ada kereta kelas Ekonomi). Yiak, di dalam transportasi pada kelas merakyat ini, apa pun yang kita inginkan ada, dari live musik sampai restoran berjalan. Dan tidak ketinggalan pila, di dalam transportasi ini kita juga dapat beramal, berbagi ilmu dan mendapat ilmu

Naik kereta ekonomi memang membosankan bila kita sendirian, tidak ada kawan dan tidak ada teman untuk ngobrol. Namun apabila kita gak punya malu dan bermuka aneh apalagi bersikap aneh seperti pengalamanku kemaren, wah pasti deh semua penumpang akan takjub dan siap melemparmu ke luar dari kereta. Ya gak kayak geto kaleee, maksudnya kalau kita pandai bergaul dengan orang di sekitar kamu (terutama penumpang dengan muka aneh dan suka ngupil) pasti deh di dalam kereta gak akan terasa membosankan karena selain mendapatkan banyak teman, juga dapat saling tukar menukar ilmu (kayak barter ya?). gak percaya?. Perlu bukti?. Kalau itu sich coba ja sendiri!!! Kalau aku ceritakan disini, pasti kamu gak akan lagi mau mencoba naek kereta.

Tidak bisa dipungkiri juga, kalau naek kereta dari Surabaya ke Blitar itu memakan waktu antara 5-6 jam kalau gak molor, kalau molor?? Ya pikir ja sendiri!!! Kamu kan bisa baca jadi pasti juga bisa memprediksi. Dalam rentang waktu tersebut pasti perut kita gak dapat diajak kompromi, solusinya gampang. Kamu suruh pak masinis berhenti sejenak di warung pinggir rel. kalau si masinis gak mau ya,,, kamu mendapat kehormatan tuk bisa menikmati makanan / nasi yang telah disediakan oleh restoran berjalan cap asongan di kereta. Simpel kan?

Masih belum merasa nyaman dengan sumpegnya kereta ekonomi?? Tenang ja, masih buuuaaaaaaaaaaaanyak pengamen-pengamen yang siap menghiburmu dengan live musiknya. Dengan sekeping logam, mereka sudah mau menyanyikan sebuah lagu untukmu. Kalaupun kamu gak punya modal tuk memberi receh pada mereka, bantu ja dengan doa semoga mereka mau menyanyi terus sampai stasiun tempat kamu turun.

Kalau kamu sudah berniat naik kereta pasti ada niat yang lebih dulu muncul sebelum niat naik kareta, yaitu niat tujuan kamu mau kemana. Betul kan??? Gak mungkin pula kalau kamu rela naik kereta yang super-duper-seger sumpeg Cuma untuk mencopet (aku percaya kok kalau pembaca sekalian ini bukan pencopet, tapi pangkatmu minimal penadah lah). Balik kemasalah niat, kamu pastinya punya niat tuk pergi ke suatu tempat antah itu saudara, teman atau bahkan kembali pulang ke ortu sehingga mau gak mau kamu harus membawa oleh-oleh tuk mereka. Kalaupun kamu lipa belom beli, gak usah kuatir, di kereta ka nada swalayan yang namanya “AsongMart” ya masih saudara lah dengan IndoMaret dan AlfaMart. Di AsongMart tersedia apapun oleh-oleh yang anda inginkan, mulai dari buah-buahan, camilan, alat pemijat, de el el sampai mainan anak-anak juga ada.

Kesimpulan dari tulisan-tulisan gak jelas di atas adalah ketidak jelasan apa sebenarnya kereta api itu (terlebih kereta ekonomi, terbingungkan antara pasar dan alat transportasi).

O Iya, aku punya tips-tips nih buat Trainers (maksudnya bukan orang yang mentraining, tapi maksudnya adalah para pecinta naik kereta) untuk melanjutkan hobinya naik kereta.

1.Pastikan bawa receh sebanyak mungkin, terutama pecahan seratus perak karena di kereta banyak pengamen dan pengemis

2. Jangan pake sabuk pengaman karena di kereta gak da sabuk pengaman. Kalau ini tetap ingin kamu lakukan, lakukan saja di pesawat jangan di kereta

3. Hindari duduk dekat toilet karena orang Indonesia suka tidak menyiram pipisnya

4.Hindari pula berdiri di antara sambungan kereta, karena telah terbukti kalau sambungan kereta adalah untuk menyambungkan antar gerbong

5.Don’t try at Home ( jangan mencoba naik kereta di rumah )

6.Jangan mencoba untuk memahami setiap kata dari tulisan ini karena survey membuktikan bahwa semua orang yang pernah membaca tulisan ini pasti akan menyesal.

Sekian

Kang_Nie

Rabu, 06 Januari 2010

WFR, cerita yang tak bisa dilupakan.


* Harga Sebuah Kepercayaan

Sabtu pagi yang cerah dengan suasana Surabaya yang lain dari hari biasanya yaitu lebih segar dan tidak panas. Kami satu team siap mengikuti Workshop For Roboholic (WFR) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknk Fisika (HMTF). Kami bertiga yaitu Kamal dan Wildan sebagai anggota team juga sekutu yang dengan sukses memilih Nizar sebagai ketua tanpa sebab yang jelas. Dengan demikian terbentuklah tim yang seharusnya tidak pernah ada. Setiap team harus memiliki nama team, dan kami sepakat untuk menamakan team kami “CEPOT”. Haa ini ni, sebuah nama yng cukup simpel dan menunjukkan Identitas bahwa nama itu nama dari Indonesia atau istilah kerennya “Indonesia Banget” (sebenarnya nama ini terinspirasi dari wajah ketua “Nizar” yang mirip cepot, ini juga yang mendasari mengapa nick blog kami adalah “robot cepot”)

Start,..

Acara WFR diawali dengan registrasi, setiap kelompok wajib mengisi form registrasi di meja yang telah disediakan untuk kemudian mendapatkan modul dan peralatan membuat robot yang terdiri dari Papan PCB, resistor, transistor, kabel hijau, merah, dan hitam, sepasang sensor, sepasang potodioda, IC, dll. Setelah selesai registasi dan semua peserta telah mendapatkan peralatan tempur tadi , kami semua digiring ke sebuah tempat yang telah diberi nama “Theater A”. Di tempat inilah kami mendapatkan berbagai materi tentang kerobotan serta komponen-komponen yang akan kami gunakan untuk membuat robot kelak. Materi demi materi disampaikan, mulai dari pengenalan robot, transistor, sensor, resistor, smpai pada desain mekanik. Bagaikan anak SD yang baru masuk, kami bertiga hanya duduk manis pasang telinga dengan ekspresi wajah yang takjub yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau lebih tepatnya ‘wajah tolol’. Hampir semua materi kami mendengarkan dengan baik, dan dengan suksesnya hampir semua materi pula kami kebingungan. Saat sesi tanya jawab, tidak ada satupun dari kami yang bertanya, bukan karena kami telah menguasai materi tetapi karena kami tidak tahu apa yang harus ditanyakan. Meskipun sebenarnya saat sesi tanya jawab wajah kami terlihat begitu meyakinkan.

Pemberian materi selesai, semua peserta dipersilakan untuk keluar ruangan dan menuju ruangan masing-masing untuk bertemu trainer seperti yang tertera pada kertas pengumuman. Dalam kertas tersebut terpampang jelas tim “cepot” Ruang P103, dengan trainer Mas Farid. Maka, kamipun bergegas menuju ruangan tersebut dengan pancaran ekspresi wajah yang hampir sama “Kusut”.

Ruangan kami masuki, fase atau lebih tepatnya sesi berikutnya adalah Perakitan Robot Line Tracer (RLT) yang akan kami lakukan diruangan ini. Tampak beberapa peserta telah lebih dulu sampai diruangan P-103 ini, kami pun mencari tempat untuk akhirnya duduk. Tak lama menunggu, masuklah beberapa orang yang untuk selanjutnya disebut trainer. Trainer-trainer tersebut mendatangi tim-tim yang mereka asuh, dan akhirnya Seorang Trainer menghampiri kami. Dialah trainer yang akan membimbing kami membuat sebuah robot. Adit, begitulah sapaan akrab untuk trainer kami tersebut. Dialah yang bertanggung jawab menjadi trainer kami menggantikan Mas Farid.

Pelatihan dimulai, Mas Adit membuka pelatihan ini dengan review materi-materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Kamipun saling tatap, bingung. Apa yang harus kami ucapkan?? Akhirnya, dengan pengetahuan yang sangat terbatas kamipun berbicara seadanya ditambah dengan kalimat-kalimat ‘sok tau’ yang keluar begitu saja dari mulut. Namun, tetap saja pada akhirnya Mas Aditlah yang angkat kaki (eh, angkat bicara) menjelaskan tentang beberapa komponen yang telah berserakan dihadapan kami.

Review selesai, kamipun memulai merakit sesuai dengan instruksi yang Mas Adit berikan. Mulai dari memasang sensor, potodioda, transistor, dan semua komponen yang dibutuhkan. Waktu bergulir begitu saja, tanpa terasa hampir semua komponen telah terpasang pada tempatnya, dan tanpa kami sadari trainer kami telah pulas tertidur tepat disamping kami. Kepercayaan, percaya pada tim, begitulah yang dia katakan terhadap tim kami, yang memang jika dilihat dari wajah dapat dipercaya. Kami dibebaskan berkreasi begitu saja, sementara trainer yang lain sibuk membantu sana-sini terhadap timnya masing-masing. Maka inilah pelajaran yang sangat berharga yang kami dapat dari Workshop ini, kepercayaan, kerjasama, kreativitas, dan kemandirian. Namun, tanpa kami sadari inilah awal dari bencana yang akan melanda kami selanjutnya.

Robot terdiri dari dua komponen utama, desain elektronik yang terdiri dari sensor, resistor, dkk seperti yang telah kami rakit sebelumnya, dan desain mekanik yang sedang pusing kami pikirkan. Beginilah jika punya tim terlalu kreatif. Sungguh keterlaluan. Terlalu banyak inovasi dan dan ide-ide bodoh yang hanya lalu lalang diluar kepala. Lama berpikir, akhirnya terciptalah suatu inovasi luar biasa dalam suatu kebodohan yang tidak kami sadari selanjutnya.

Desain mekanik yang entah mengapa terbesit dalam pikiran adalah : satu gear pada tiap-tiap motor (dalam pikiran kami satu gear langsung antara motor dan ban dapat memberikan torsi yang besar sehingga harapan kami Robot dapat melaju dengan cepat), serta Bola pada Rexona sebagai roda bebas. Desainpun didapat.

Tak terasa, waktu telah membawa kami pada jam pulang. Setelah dipersilakan untuk pulang dan diperbolehkan melanjutkan pembuatan robot di rumah masing-masing, kami semua pulang. Dan untuk urusan pulang ini, tim kamilah yang paling disiplin. Disaat tim-tim lain masih betah diruangan untuk menyolder dan merakit, tim kami mengebu-gebu untuk pulang bahkan menghasut tim lain agar mengikuti jalan kami “Pulang”.


bersambung.....


Williette ‘Feat’ Kang_Nie

Minggu, 03 Januari 2010

Tragedi yang Menyenggol Iman

Adzan maghrib telah berkumandang, namun hatiku tidak juga tersentuh untuk segera sholat. Sesuatu yang cerdas aku lakukan untuk tidak segera sholat, yaitu menyuruh temanku sholat agar aku bisa lebih lama onlen karena nanggung banget. Lima menit kemudian hatiku baru tersentuh untuk segera mangambil air wudhu dan kemudian sholat maghrib dengan kualitas hampir 75% tidak ikhlas (ya Allah ampunilah hamabamu ini)

Sholat telahaku selesaikan dalam tempo yg sesingkat-singkatnya. Ritual penting yang telah lazim dijalankan oleh anak-anak benteng seperti onlen dan ngegame dilanjutkan lagi. Tak lama kemudian munculah keganjilan, tiga sosok makhluk yang sepertinya adalah manusia mendatangi kami. Dengan wajah lugu innocent, langsung saja mereka menyalami kami dan salah satu dari mereka menceramahi kami tentang silaturrahmi, sholat dan inti dari pembicarran adalah mengajak kami untuk sholat berjamaah di musholla asrama kemudian dilanjutkan ceramah. Dan inti dari intinya mereka mendatangi kami adalah untuk menyadarkan kami agar kami mau sholat berjamaah.

Karena segel pintu hati kami sangatlah kuat, aku berdalih bahwa aku memakai celana pendek, eh mereka ngomong gak apa-apa asalkan melebihi lutut dan menutupi aurat. Akhirnya dengan berat hati dan sangat terpaksa kami mematikan leptop dan siap-siap untuk menuju musholla. Dan agar terlihat antusias akhirnya aku meminjam celana panjang. Tetapi salah satu dari lima anak yang ada disini, masih memperawankan hatinya dari hidayah-NYA sehingga walaupun sudah kami paksa tetap saja dia dengan teguh tidak mau berangkat.
Perjalanan yang serasa panjang untuk mencapai musholla kami lalui. Meter demi meter kami lalui dengan ketidak ikhlasan. Sampai di musholla kami langsung wudhu dan kemudian menuju lantai dua untuk sholat. Empat roka’at yang memang panjang telah kami lalui. Ceramahpun dimulai dengan membicarakan tentang kekuatan seseorang yang mampu berjalan ke musholla/masjid ketika mendengar kumandang adzan pada setiap waktu. Setelahb dipikir-pikir, aku bukanlah orang seperti itu.

Lanjut ke ceramah, dikatakan pula bila empat puluh hari selalu sholat berjamaah dan segera datang ke tempat dimana adzan dikumandangkan pada setiap waktu sholat, maka kita kan dijauhkan dari sifat munafik dan satu lagi apa gitu, lupa deh pokoknya yang pasti hasil akhirnya kebahagiaan dunia dan akhirat. Tadi disinggung pula bahwa harta yang banyak, kecerdasan yang tinggi dan kekuasaan tidak bisa menolong kita dari kematian dan sebagai contoh adalah korun dan firaun.setelah kematian kita akan menemui dua alam yaitu alam kubur dan alam akhirat yang keduanya akan memperlakukan dua jenis manusia dengan dua perlakuan yaitu kenikmatan dan kepedihan. Kenikmatan bagi yang beramal baik dan kepedihan bagi yang beramal buruk.
Untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kita tidak boleh meninggalkan IP (Iman dan Prestasi). Dan itu dapat dicapai bila kita selalu beribadah dengan tertib kepadanya, karena pada prinsipnya kita butuh Kepada ALLAH. Karena bila kita tidak menjalankan perintah-Nya kita dianggap sebagai oarng yang kufur dan orang yang kufur akan menerima adzab yang pedih. Berbeda dengan orang yang senang dan ikhlas menjalankan perintah-Nya dia dianggap sebagai orang yang mensukuri nikmat dan orang yang mensukuri nikmat, maka nikmatnya akan ditambah.

Setelah acara ceramah selesai, pintu hati mulai terbuka lebar untuk kembali ke jalan yang benar. Jalan dimana seharusnya aku lalui. Memang sesaat acara penceramahan yang pas dengan keadaanku saat itu telah memberiku secerca cahaya hidayah-NYA, tetapi tak lama kemudian hatiku kembali membatu sehingga menganggap ceramah tadi sebagai angin lalu. Untuk melupakan kejadian tadi, kami berempat makan malam karena pada saat ada ceramah perutku sudah ingin menggerus sebuah makanan.

Mohon maaf kepada mas-mas yang tadi mengundang kami untuk mengikuti ceramah dan sholat berjamaah karena pekerjaan anda sia-sia karena kami memang begini adanya. Dan aku doakan agar kami para anak-anak benteng bisa kembali ke jalan yang benar seperti mas-mas yang telah mengundang kami tadi. Dan para pembaca tolong doakan kami juga ya, he he he


Kang_Nie

Sabtu, 02 Januari 2010

Kemalasan itu Ternyata Jauh dari Kebodohan!

Beeet…
Abis baca kalimat itu, mungkin anda anda sekalian perlu mendapat penjelasan untuk menerimanya, berikut cerita dari kami
Semenjak kita masih ngendot mpe mungkin ntar kita ngendotin, mindset yang bakal di pegang teguh sama penghuni bumi dan sekitarnya itu pasti klo malas pangkal bodoh atau miskin. Nah, bukannyaa itu rasis ?? menginjak injak martabat orang malas plus orang miskin sekaligus orang bodoh juga..

Let’s open our mind (beuhh..)

Penemuan penemuan yang om Thomas Alva Edison, om Albert, dan om om jenius lainnya kasih ke kita mungkin berbiji dari kemalasan…ayey !
Kita ambil contoh dari yang nemuin sesuatu yang paling kerasa manfaatnya buat banyak orang..

Om Thomas

Waktu dulu om Thomas mungkin dah males nyalain lampu cempor buat ngelakuin ini itu, beliau sangat tahu dan pasti tidak menikmati ketidaknyamanan itu. Saat itu juga beliau berinisiatif cari tahu ada ga suatu benda yang bisa digunain buat bikin cahaya waktu gelap tanpa repot nyalain lampu cempor, dan ahirnyaa.. lewat percobannya yang sejumlah uang jajan anak kos di sekitar gebang dan keputih* sehari itu, jadilah sekarang malam malam kita begitu terang dan indah.
Saya sekedar mengambil contoh dari penilaian subjektif saya dari pertanyaan asal usul om Thomas pengen nyiptain lampu, jadi klo ada yang ga setuju terserah..saya cuma mau berbagi :-)
Anda anda pasti pernah merasa sangat jenuh untuk belajar, bahkan buang hajat pun bisa di rasa sangat jenuh klo bukan berawal dari kemalasan(maksudnya di jadwal, harus jam sgini sgitu)…sekarang semua bisa teratasi sama mindset kalian yang baru.

1. Malas itu dekat dengan keberuntungan yang buat hidup berwarna
2. Malas bukan berarti tanpa inisiatif dan ide, malas itu hanya ‘jarang’ malakukan sesuatu yang berguna
3. Malas ga pangkal miskin n bodoh, soalnya kalian sekarang punya bagan baru :


Malas -> Dapet Inisiatif -> Rajin Dikit + Beruntung -> Bikin Sesuatu -> Tajir







Saya dari awal ga nyuruh anda anda buat jadi malas, tapi cuma pengen ngelurusin klo malas itu ga lemah malah bisa bikin kita lebih kuat karena punya dasar buat jadi rajin dikit, okehokeh !

Terakhir saya punya kalimat yang muncul dari berbagai pengalaman hidup saya,
“Be negative kawaan..sebelum kreativitasmu menghilang “


----------------------------------------------------
*Gebang dan Keputih adalah tempat hidup kami, terletak di kota Surabaya


_mu’ad_

Sepenggal cerita "Malam Pergantian Tahun"


Sebelum Memulai Cerita, saya ucapkan Selamat Tahun Baru 2010 untuk siapapun yang merayakannya. Semoga saja, tidak hanya Tahun Baru Masehi yang selalu Rame, tetapi seharusnya (bagi yang muslim khususnya) sudah selayaknya meramaikan Tahun Baru Hijriah yang merupakan tahun kebanggaan kita, bahkan kalau perlu lebih meriah dari Tahun Baru biasa seperti semalam. Mudah-mudahan di Tahun yang 'katanya' baru ini kita smua masih dalam Ampunan ALLAH SWT.. amiinn..

*Journey to SuraMadu*

Malam Pergantian taun 2010 (menurut perhitungan Masehi) adalah malam Pergantian Tahun yang paling melelahkan bagiku. Bagaimana tidak, Malam awal 2010 sangat dipadati oleh aktivitas perayaan sederhana yang diadakan oleh aku dan beberapa orang temanku. Malam Pergantian Tahun 2010 kami awali dengan menyebrangi jembatan SuraMadu. Kami bersepuluh dengan 5 motor mengawali start dari depan Asrama Mahasiswa ITS Blok I. Saat itu cuaca sebenarnya tidak mendukung , karena gerimis sudah mulai berjatuhan. Namun, karena inginnya berjalan-jalan dan inilah saat pertama kalinya kami akan ke Suramadu, maka seperti apapun badai yang menghadang kami tetap berangkat karena tekad sudah benar-benar teguh. Setelah kumpul kamipun memacu sepeda motor menuju “jembatan SuraMadu”. Diperjalanan kami sempat berputar-putar sedikit karena salah jalan dan berhenti sebentar karena hujan sudah deras. Namun, niat tetap kokoh untuk melanjutkan perjalanan. Maka, setelah membeli kantong plastik untuk membungkus Hape kamipun beraksi kembali di jalan raya. Begitu sampai di Depan Gerbang Tol Suramadu, dalam hati ku berkata “Akhirnya, mimpi untuk menyebrangi Suramadu tercapai juga.” Dan kamipun masuk tol dengan tarip Rp.3000 per motor.

Begitu melintasi Jembatan, ternyata sangat panjang sekali bagiku, hamparan Laut membentang luas. Ombak-ombak berayun menari-nari, seolah menyambut kedatangan pertama kami ke Tahta Suramadu ini. Namun ternyata, karena terlalu panjang aku bosan ketika menyebranginya, karena sepanjang perjalanan yang kulihat sebelah Kiri Laut dan kanan hanya tatanan besi yang kokoh (dari arah Surabaya ke Madura). Namun, kebosanan tersebut terobati ketika sampai tengah Jembatan. Karena disanalah Kemegahan sang Ratu ‘SuraMadu’ tersembunyi. Kilauan warna campuran hijau, biru, dan pink yang indah menghiasi Pagar tengah jembatan mebuat mata segar kembali untuk terus melanjutkan perjalanan. Namun, setelah kemegahan tersebut terlewati saat itulah kebosanan kembali menghampiri. Sempat terlintas dalam pikiran temanku, bagaimana seandainya bila ditengah suramadu yang panjangnya 5.438 m ini khabisan bensin ataupun mogok?? Hmm, mungkin alternatifnya adalah melempar motor beserta diri sendiri kelaut.

Setelah beberapa lama melewati jembatan tersebut akhirrnya sampailah kami di Madura, itulah ujung SuraMadu. Motor kami pinggirkan dan kami beristirahat sejenak. Saat itulah pertama kali aku menginjak tanah Madura, dan rasanya ?? Sama aja sih kaya tanah yang laen. Disana suasana sangat ramai meski jalanan belum terlihat padat karena Malam Pegantian Tahun masih sekitar 2jam lagi kala itu.

Begitu kami melanjutkan perjalanan (niatnya kami ingin mengeliling Madura), kami melihat ada kerumunan yang sedang ramai, dan ditengah kerumunan tersebut tampak beberapa orang polisi berseragam lengkap dan banyak anak2 muda yang akan merayakan malam pergantian tahun mengelilingi sebuah motor. Ketika kami melewati kerumunan tersebut, kami melihat fenomena kecil. Ada seorang pemuda sedang jongkok dibelakang motor yang sedang dikelilingi tersebut, dia memasangkan wajahnya dihadapan kenalpot motor entah milik siapa, lalu salah satu polisi yang ada disitu menggerung-gerung (atau bahasa jawanya blayer-blayer) sehingga asap knalpot mengenai muka sang pemuda tersebut. Entah apa yang sedang mereka lakukan?? Dasar orang-orang aneh..

Perjalananpun kami lanjutkan.

Tak berapa lama, setelah melalui pertigaan pertama di Madura (entah kawasan apa), kami mengaungkan Vivat TF diatas motor (entah awalnya ide siapa), yang jelas saat itu sepertinya darah Hijau TF sedang mendidih hingga dinginnya udara malam tidak terasa lagi. Motorpun kembali berjalan. Namun, beberapa saat setelah melaju arah dan tujuan kami berubah. Niat untuk mengelilingi Madura kandas di jalan, karena kami memutuskan saat pergantian tahun tiba kami ingin melihat Kembang Api di Balai Wali Kota Surabaya. Motorpun berubah arah, dan kembali kami memasuki Tol Suramadu dengan tarip yang sama. Perjalanan Madura-surabaya tidak terlalu berbeda seperti halnya Surabaya-Madura, hanya arahnya yang tidak sama.

Jembatan suramadu terlewat sudah, akhirnya akupun ga penasaran lagi dan bisa tidur dengan nyenyak. Kawan, kalau kau bertanya “Apakah kamu sudah ke Suramadu??” dan inilah jawabannya. Tidak sia-sia bukan kuliah jauh-jauh ke Surabaya????????

*Pesta Pora*

Roda kembali bergulir dengan cepat, perjalanan menuju balai wali kota memang sengaja kami percepat agar tidak tertinggal momen kembang api. Namun, ditengah perjalanan Dua Motor rupanya tertinggal cukup jauh. Sehingga tiga motor yang lain terpaksa menunggu dipinggir jalan. Suasana yang menyebalkan sebenarnya jika harus menunggu, tapi hidup memang keras.

Setelah semua berkumpul kembali, perjalanan pun dilanjutkan. Kami semua bergabung dalam keramaian, bersatu dengan kebisingan, menjadi bagian dari seni jalanan. Suara kebisingan klakson, terompet, dan knalpot motor berpadu dengan iringan motor disana-sini. Bonceng dua, tiga, atau sendiri. Bersama teman, bersama pacar yang terkadang membuat kami iri, ataupun bersama keluarga tercinta. Pejalan kaki, deretan pedagang, ataupun polisi-polisi yang berdiri tegak menjadikan jalanan panggung yang benar-benar meriah dengan hiasan lampu jalanan, disanalah pesta pora terbesar Masyarakat di dunia. Tidak hanya surabaya atau Indonesia secara umum, negara-negara Asia lainnya bahkan sampai Eropa, Amerika, dan Afrika memeriahkan Malam 31 Desember tersebut atau yang biasa disebut ‘Malam Tahun Baru’.

Setelah terpukau dengan keindahan tersebut, kamipun terus melaju ditengah-tengah aliran derasnya berbagai kendaraan roda empat dan dua. Setelah meleok-leok bagai ular, menelusuri berbagai jalan di Surabaya akhirnya kamipun hampir sampai di Balai Walikota. Namun, belum sempat kami sampai tujuan, mogok menjadi kendala yang sangat menyebalkan. Motor yang kukendarai terpaksa harus digiring kepinggir jalan, karena sudah kumat asmanya. Tepat didepan hotel Sahid Surabaya, kami berhenti. Dan ditempat itulah kami akhirnya menonton kembang api. Sambil menunggu kembang api menyembur, kami sempat poto-poto ditengah keramaian, dibawah pohon kecil tak bernama dengan penyinaran sederhana ‘lampu motor’ kami pun memasang pose-pose lugu yang mampu membuat anak kecil yang sedang menangis langsung diam karena pingsan. Setelah itu, kembali kami memandangi bias keindahan jalanan.

Mata sedikit nakal saat itu, sedikit lirik sana-sini mencari aura bunga-bunga bangsa yang ayu (atau dalam bahasa sunda Kembang Desa). Sedikit ada rasa iba saat melihat bunga-bunga tersebut tidak memakai pakaian yang layak, yang memamerkan kemolekan setiap lekuk tubuh, bahkan sampai ada yang hampir tidak tertutup. Namun, naluri berkata lain, tatapan tetap memandang jauh bahkan sampai kesetiap detail yang tampak. Begitulah kenyataan, menyakitkan. Tapi disisi lain merupakan keindahan yang sebenarnya busuk. Muakk..

Malam telah larut, tak terasa waktu telah menunjukan pukul 00.00. Syuuutttt,, Duarr, Duarr, langit kota Surabaya terpecahkan oleh warna-warni kembang api. Tahun telah memasuki 2010, malam tambah meriah. Motor-motor mengaum, knalpot mengalun tidak harmonis. Nada-nada berbeda namun tetap bersatu. Semua seolah meneriakkan ‘Selamat Tahun Baru 2010’.

Fenomena-fenomena begitu banyak yang tercecer di setiap sudut jalan. Salah satunya adalah tentang seorang polisi yang terserempet oleh seorang pemuda. Saat itu polisi sedang menertibkan jalanan karena begitu macet. Namun, seorang pemuda tidak sabar ingin segera melaju. Dan akhirnya, polisi tersebut terserempet. Emosi tak terbendung, polisi tersebut mengetok kepala pemuda dengan keras. Dan pemuda tersebut terus melaju bersama aliran udara. Hilang.

Belasan bahkan puluhan sudah kembang api menari-nari di atas langit, asap kembang api pekat memenuhi langit surabaya. Di depan Hotel Sahid, semua tampak jelas meskipun jarak cukup jauh membentang. Disini, temanku berkata,, “Dan gimana, kalau Hotel sahid tiba-tiba meledak karena BOM??”.. Aku, “Hmm, itulah kembang api terbesar yang pernah kita saksikan.” Lalu temanku berkata lagi, “ Ya kita juga kena dodol.”. Aku berkata, “Udah nasib.”

Setelah puas menikmati malam yang luar biasa tersebut, kamipun pulang untuk melepas lelah. Namun, Perjalanan pulang tidak semulus seperti saat berangkat. Sangat sulit sekali keluar dari kerumunan. Macet. Tidak bergerak. Butuh usaha yang keras untuk akhirnya bisa terlepas dari belenggu kemacetan tersebut.

Akhirnya, kamipun sampai dijalan utama. Lengang, Sepi. Perjalanan pulang berjalan mulus meski cukup lama. Namun, saat pulang kami terpisah-pisah sehingga tidak bersama-sama (emang gitukan??).

Sesampainya di depan Gerbang ITS, kami tidak langsung pulang kekosan. Namun, kami berburu warkop untuk menghilangkan kantuk. Warkop didapat, tepat disamping Wow net di daerah keputih. Sambil menunggu empat rekan kami yang lain kami berenam memesan mie dan minuman disitu. Tak berapa lama menunggu, dua rekan kami tiba, dan dua orang yang lain ternyata telah lebih dulu kekosan karena sudah mengantuk. Akhirnya, hanya kami berdelapan yang bertahan di warkop tersebut. Setelah makan, minum, dan mengobrol sebentar, akhirnya diadakan rapat terbuka untuk membahas masalah serius, “Abis dari Warkop sini mau kemana??.” Asrama telah tutup sejak pukul sebelas malam, sementara sekarang sudah hampir setengah tiga pagi. Dimana motor harus disimpan? Memasukan ke asrama? Gimana caranya? Diangkat? Mana kuat. Alternatif hanya satu, yaitu meminta kunci ke penjaga asrama, tapi sudah jam segini pasti sangat mengganggu. Apalagi kalo sial kepergok sama pengurus asrama Mr.B, bisa-bisa diceramahi sampe botak kita.

Kantuk sudah tak bisa berkompromi lagi, sulit sekali untuk ditahan. Akhirnya diputuskan motor disimpan di kos-kosan teman kami yang ada di gebang. Coba daritadi..Keputusan didapat. Kamipun pulang, beberapa ke asrama dan yang lain kekosan. Simpel.


williette

Jumat, 01 Januari 2010

Legenda Akhir Tahun

Kamis 31 Desember 2009 pukul 12.30 sebuah hari yg akan mengakhiri tahun 2009. Dan pada hari ini pula UAS juga mengakhiri penyiksaannya terhadapku. Emang UAS pernah menyiksaku? Aku kan gak pernah belajar untuk UAS, jadi gak ngerasa tersiksa karena terpaksa belajar. Yaudah deh untuk mengakhiri penyiksaannya terhadap teman-temanku yang terpaksa belajar untuk menghadapi UAS. Karena tidak pernah belajar, maka dengan ragu-ragu kumasuki ruang P-103 untuk mengikuti UAS Fisika Rekayasa. Ya Fisika Rekayasa, sebutir mata kuliah dg butir SKS terbanyak yaitu 5 SKS yang siap menghancurkan IP-ku bila Hasil akhirnya jelek.

Beberapa menit setelah masuk, soal dan lembar jawaban dibagikan. Dengan santainya kubuka soal dan ternyata soalnya gak ada yg bisa kukerjakan. Memang aku tidak belajar untuk menghadapi UAS karena aku berprinsip bahwa kalau sudah belajar hasilnya tidak memuaskan maka akan menyesal, sebaliknya kalau tidak belajar dan mendapatkan hasil yg buruk itu sudah sewajarnya, apalagi kalau tidak belajar dan mendapatkan hasil yg sempurna, itu lebih memuaskan.

Selesai membaca soal, aku hanya bisa terdiam di kursi, menoleh ke kiri belakang dan menunggu jawaban dari temen-temen. Namun, sudah setengah jam belum ada jawaban yg beredar, akhirnya aku mencoba mengerjakan soal terakhir yg menurutku itu soal yg paling mudah diantara yang sulit dan dengan bangganya aku telah berhasil menyelesaikan satu point pada soal terkhir, padahal di soal terakhir ada tiga poin. Lumayanlah daripada tidak sama sekali. Beberapa menit kemudian, salah seorang temanku memberiku jawaban soal no 1 pada secarik kertas. Rasa bangga pun bertambah ketika satu demi satu soal telah terselesaikan dengan metode yg sama yaitu mendapatkan jawaban dari secarik kertas. Tepat pukul 14.30 semua soal telah terjawab dan keluar ruangan tanpa beban.

Senyum bangga semakin melebar setelah keluar ruangan, ada temanku yg katanya malamnya belajar dengan serius dan pada saat UAS tidak bisa menyelesaikan salah satu ataupun ada yang salah dalam pengerjaannya. Di dalam hati aku berkata,aku yg gak bisa sama sekali masih santai,dia yg gak bisa Cuma satu soal aja sudah seperti musibah. Setelah cerita dan ngobrol-ngobrol tentang soal UAS, semakin meyakinkanku bahwa prinsipku memanglah benar. Daripada belajar, terus tidak bisa mengerjakan mendingan gak usah belajar kalau memang sama-sama gak bisa mengerjakan Aku berprinsip seperti itu karena mau belajar untuk UAS sudah telat dan terlalu mepet dengan UAS untuk memulai belajar. Makanya gak usah belajar biar gak menyesal.

Tetapi semester depan aku berprinsip, bahwa prinsip seperti itu tidak baik. Why? Karena dengan berprinsip seperti itu, akan menumbuhkan niatku untuk tidak belajar dan menyuburkan tunas-tunas kemalasan. Karena malas inilah, setan-setan yang mengajak untuk tidak belajar semakin bertambah dan konsekuensi akhir yg didapatkan adalah kelabakan pada saat UAS untuk semua mata kuliah. Dan akhir kata, semoga semester ini IP-ku gak kurang dari 2. Amin.

Kang_Nie

Prajurit

Blogroll