Jum’at, 5 Februari 2010...
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Tengok kanan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Tengok kiri.
Hmm.. Ada apa nih abis salam ko tengok-tengokan?
Ya itulah yang dilakukan jika kita selesei solat. Solat apapun, tanpa terkecuali.
Tapi disini aku gakan bercerita tentang solat, tetapi aku akan bercerita atau tepatnya mengisahkan satu lagi tragedi yang seperti biasa dibintangi oleh Beberapa anak tekfis yang tak pernah bosan membuat onar. Tragedi tersebut bermula setelah solat Jum’at.
Okeh, Let’s Join us..
Siang itu, usai melaksanakan solat, kami anak-anak tekfis atau yang kini menjabat sebagai anggota muda (AM) Tekfis seperti biasa berkumpul di serambi Utara masjid tercinta Mahasiswa ITS yaitu Masjid Manarul Ilmi. Tidak seperti orang-orang lain yang berkumpul di Masjid untuk Solat, Berdoa, atau sekedar mengobrolkan hal-hal agama, tetapi yang kami lakukan saat berkumpul tersebut malah mengobrol hal-hal ga jelas dan terkadang tertawa lepas sehingga mengganggu orang lain.
Tak terasa jam hampir menunjukan pukul satu, dan artinya tidak lama lagi beberapa diantara kami akan mengikuti seminar Bahasa Inggris. Yeah, Acara ini merupakan salah satu dari serangkain acara CAKIL (Cakrawala Ilmiah) yang diadakan oleh BEM FTI. Luar biasa bukan?? Anak-anak seperti kami mengikuti seminar Bahasa Inggris yang terdengar keren ini. Tentu saja, kami mengikuti acara ini dengan alasan,’menambah ilmu’ atau ‘ingin bisa bahasa inggris’ atau alasan yang lebih masuk akalnya adalah ‘Mengejar SKEM’.
Setelah melakukan obrolan panjang lebar ngalor-ngidul ga jelas, beberapa orang diantara gerumulan tekfispun merentangkan sayap jauh dari barisan menuju Tempat Seminar. Setelah berjalan sebentar dari Masjid Manarul Ilmi, kamipun sampai di depan Theater A, atau tempat yang nantinya menjadi TKP keonaran kami. Di depan TKP, tampak banyak Mahasiswa dari berbagai jurusan yang antusias mengikuti seminar ini berbaur dengan Panitia dari BEM FTI. Disana antrian Registrasi cukup tampak panjang. Disaat anak-anak dari jurusan lain tampak lelah berdiri mengantri sendiri-sendiri, dengan jiwa solidaritas tekfis, munculah inisiatif registrasi kolektif dengan mengorbankan seekor tumbal masuk ke barisan Registrasi. Inisiatif berjalan sukses, setelah mengambil konsumsi masing-masing dengan mulusnya kami berhasil masuk ke Theater A . Tentunya, berkat pengorbanan teman kami.
Setelah jiwa Solidarity kami sukses membawa kami masuk dalam perut Theater A, kali ini Naluri Together Forever kami sukses menempatkan kami pada tempat duduk yang saling berdekatan satu sama lain. Satu baris habislah oleh Serdadu Tekfis.
Sebelum acara dimulai, kami menyantap konsumsi atau yang lebih tepat disebut snack yang berisi Dua Buah Roti dan sebotol minuman berasa teh. Konsumsi habis dilahap, tetapi acara belum juga dimulai. Dengan pemikiran yang cemerlang salah satu kawan kami yang berinisial ADT atau yang kita sebut saja Adit, berkomentar : “Eh makanannya udah abis cuk, kita pulang aja yu???”. Tentu saja dengan aksen ‘cuk’ yang telah melekat dalam jiwanya selalu terbawa.
Tibalah saatnya materi pertama disampaikan, yaitu tentang penulisan Essay (Writing Essay Workshop). Ya aksen Essay dengan bibir aga’ dilebarkan dan penekanan sedikit pada huruf s sehingga bunyinya terdengar seperti Essey. Pada sesi inilah materi terbanyak disampaikan, mulai dari pengenalan Writing, Basic writing, Research, Type of Research dan kawan-kawannya yang sukses membuat kami bingung.
Ditengah-tengah acara, salah seorang teman kami yang namanya kami samarkan dengan panggilan Randika (nama sebenarnya) berhasil mendapatkan Mug. Yup, hadiah tersebut berhasil dia dapatkan dengan usaha yang cukup keras menjawab pertanyaan kuis yang diberikan oleh Panitia. Yaitu, “Sebutkan dua program lain yang diadakan oleh CAKIL???” yang jawabannya jelas sekali terpampang dalam pamflet yang kami semua miliki : ‘Lomba Debat dan lomba Essay’.
Randika dan seorang lagi yang tidak kami kenali sebut saja ‘mister.I’ yang juga berhasil mendapatkan hadiah yang sama dengan Randika maju untuk mengambil Hadiah. Momen pengambilan hadiah ternyata sangat seru. Bagaimana tidak, salah seorang panitia yang berinisial ‘Mbak S’ yang mengundang bola mata pria manapun yang melihatnya akan terus tertarik kepada parasnya itulah yang memberikan hadiah kepada dua pemenang yang mulai tampak wajah nakalnya tersebut. Seperti acara pemberian hadiah pada umumnya, sang pemberi dan penerima hadiah akan berjabat tangan dan di abadikan dalam foto. Pada momen inilah peserta lain yang duduk di pelataran sana Riuh bersorak dan tentu saja Suara yang paling lantang adalah kami dari jajaran tekfis. Apalagi saat Randika dan Mbak.S itu berjabat tangan, sontak Ruangan theater A pun menjadi lebih ramai dari pasar. Usai pembagian hadiah, Randikapun kembali ke barisan. Ketika lewat didepanku, sedikit berbisik dia berkata kepada kawan-kawan : “Tangannya Halus cuk..” ingat selalu dengan tambahan ‘cuk’, itulah khas Surabaya.
Sesi kedua : What is to be cared in DEBATE??
Pada sesi ini sesuai judulnya materi yang disampaikan adalah seputar Debat, seperti Can I do Debating, In/eksternal Interest, dan What to do to begin the debate?? Tentu saja topik tersebut sangat menarik bagi siapapun yang ingin ahli dalam berdebat. Namun, dengan kembali sukses Materi ini pun kembali membuat kami bingung, meski tidak sepenuhnya.
Dibalik kebingungan yang kami dapat, sesi kali ini merupakan sesi yang paling menarik, selain ada beberapa simulasi ringan yang dilakukan oleh pembicara, pada sesi inipun banyak candaan segar yang membuat kami tertawa. Diantaranya, tawa yang tak bisa lupakan adalah ketika pembicara melakukan simulasi debat ringan mengenai Sarapan : Antara Fried Rice dan Pecel. Kami sebagai audience diberi kasus : mana yang lebih baik antara Fried rice dan pecel??. Dan kami harus berargumen bagaimana meyakinkan bahwa Fried Rice is better Than Pecel?? Beberapa peserta mengemukakan argumen-argumen hebatnya yang meyakinkan bahwa Fried Rice lebih baik dari pecel. Hingga tibalah saatnya Mister.I (tentu kalian masih ingat dengannya??) angkat berbicara. “bla, bla, bla, so i agree that pecel Is better than fried rice, bla, bla.” Wow mencengangkan bukan, sungguh membuat kami tertawa. Disaat kita diminta membela Nasi Goreng, dia dengan polosnya justru membela Pecel. “Are you okey??” hanya itu yang dikatakan pembicara. Jelas sangat bahwa si Mister.I ini benar-benar tulalit.
Acara terus berlanjut dengan meriah. Hingga tiba pada sesi terakhir : Recognizing The How we Learn English. Dan inilah materi yang paling membingungkan. Hingga sesi hampir berlangsung, hanya raut terbengong-bengong yang tampak pada wajahku.
Akhirnya, tibalah di hampir penghujung acara. Sebelum acara berakhir, lagi-lagi salah seorang dari teman kami yang namanya tidak mau disebutkan. Kita sebut saja Kamal (nama pada KTP) atau yang biasa dipanggil Imunk ini berhasil mendapatkan hadiah berupa mug yang sama dengan Randika. Dengan Harapan bisa berjabat tangan dengan Mbak.S, dia pun mengangkat tangan dengan penuh antusias ketika panitia selesai memberikan pertanyaan.
Sesi pemberian hadiah tidak jauh berbeda dengan sesi pemberian hadiah sebelumnya. Hanya saja kali ini lebih spesial. Sesi jabat tangan kali ini lebih erat dibandingkan Sesi sebelumnya (saat Randika). Kali ini Hadiah langsung diberikan eksklusif oleh mas.Irez, salah seorang panitia yang juga senior kami di tekfis. Tawa kembali menggelegar di setiap sudut Theater A ketika Imunk dan Mas.Irez berjabat tangan, karena kami semua sebelumya mengira Mbak.S yang akan kembali memberikan hadiah. Pupuslah sebuah harapan, begitulah kerasnya hidup..
Acara selesai. . .
creator : welldon3-suite